Sumber: Dokumentasi Pribadi
Oleh: Caroline Abelia
Laparoscopy bukan lagi sekadar istilah medis. Di Lingua, Laparoscopy menjadi program tahunan yang menyatukan anggota dalam kegiatan penuh makna. Yuk lihat lebih dalam tentang Laparoscopy 2.0—acara tengah tahun yang menggabungkan petualangan, bonding, dan presentasi evaluatif.
Apa itu Laparoscopy?
Laparoscopy adalah salah satu program kerja yang diadakan oleh divisi HRD Lingua. Bila ditelaah dari namanya, Laparoscopy berarti sebuah prosedur pembedahan untuk melihat melihat bagian dalam perut ataupun panggul menggunakan tabung tipis bercahaya dengan kamera. Bagi anggota Lingua, Laparoscopy menjadi wadah bonding antaranggota dan sarana untuk mengenal Lingua lebih dalam.
Laparoscopy diadakan 3 kali dalam setahun. Laparoscopy 1.0 dilaksanakan pada awal kepengurusan untuk memaparkan grand design kabinet serta visi misi organisasi dalam satu tahun ke depan. Selain itu, Laparoscopy 1.0 juga menjadi ajang pertemuan perdana para anggota Lingua. Selanjutnya, Laparoscopy 2.0 diselenggarakan dengan konsep yang sedikit berbeda dimana anggota Lingua diajak memperat ikatan satu sama lain lewat tamasya singkat dan diakhiri dengan pemaparan progress tengah tahun tiap divisi. Terakhir, kepengurusan Lingua ditutup dengan Laparoscopy 3.0. Acara tersebut diisi dengan presentasi laporan pertanggungjawaban tiap divisi, pemilihan, dan peresmian calon CEO, atau ketua Lingua yang baru.
Mengenal Laparoscopy 2.0 lebih dalam
Tahun ini, Laparoscopy 2.0 dilaksanakan pada 20 September 2025 di dua tempat yaitu Kebun Binatang Surabaya (KBS) dan Bento Kopi Ngagel. Pemilihan tempat ini didasarkan oleh pengusungan tema Jurassic park. Keberangkatan diawali dengan berkumpul di marmer FK UNAIR pada pukul 08.00. Berbalut pakaian nuansa earth tone, anggota Lingua menuju KBS menggunakan bus dan menghabiskan kurang lebih 4 jam di sana.
Memperkuat ikatan dan keharmonisan anggota merupakan salah satu tujuan diadakannya acara ini. Oleh karena itu, peserta Laparoscopy 2.0 dipecah menjadi 5 kelompok kecil dan wajib menyelesaikan misi yang telah ditentukan. Misi tersebut mencakup mengunjungi 4 pos yang tersebar di berbagai penjuru KBS sehingga harapannya peserta tetap mendapat kesempatan untuk menikmati dan mengamati hewan-hewan di sana. 3 dari 4 pos yang ada berisi permainan beregu, seperti dino egg jumper, mini werewolf, dan capture the blueprint. Menariknya, HRD berkolaborasi dengan Head of Specialization Photography and Videography dalam membangun 1 pos yang berisi tutorial dan praktik langsung mengambil foto jarak jauh dan jarak dekat. Antusiasme peserta pada pos ini cukup tinggi, dibuktikan dengan antrian yang panjang dan terhambatnya alur mobilisasi ke pos berikutnya.
Acara dilanjutkan dengan mobilisasi menuju Bento Kopi Ngagel untuk istirahat, sholat, dan makan siang serta presentasi divisi. Presentasi dilakukan oleh ketua dan/atau wakil ketua divisi dengan estimasi waktu 5 menit untuk tiap divisi. Isi presentasi meliputi persentase keaktifan anggota, kendala divisi, dan update progress target tiap proker dengan berpatokan pada indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh BEM. Presentasi ini merupakan bentuk transparansi perjalanan Lingua selama setengah tenure ke belakang kepada seluruh anggota. Selain itu, transparansi ini diharapkan juga sebagai media evaluasi dan diskusi bersama atas permasalahan yang ada.
Dalam proses mempersiapkan acara ini, banyak hambatan dan limitasi yang dihadapi oleh para panitia. Mulai dari pemilihan tanggal yang tepat di tengah padatnya jadwal mahasiswa FK UNAIR hingga keterbatasan kuota peserta akibat batasan dana. Harapannya, Laparoscopy tahun depan mampu menyediakan kuota yang lebih besar sehingga esensi acara ini dapat dirasakan lebih banyak orang.
Sebagai penutup, terkadang di tengah padatnya aktivitas organisasi, kita lupa untuk berhenti sejenak, mengenal kembali arah yang dituju, dan membangun ulang koneksi antarsesama. Laparoscopy 2.0 menjadi jeda penuh makna bagi Lingua untuk merekatkan, mengevaluasi, dan melangkah lebih pasti.
Leave a Reply