Category: Opini

Home / Puitika / Opini
Di Antara Pasien dan Waktu yang Tak Pernah Cukup
Post

Di Antara Pasien dan Waktu yang Tak Pernah Cukup

Rumah Sakit Universitas Airlangga Sisi Kampus C Tahun 2023Sumber: Dok. Pribadi Oleh: Radfo Baru tahun ketiga aku menjalani pendidikan kedokteran, masih beberapa tahun lagi untuk menulis gelar “dr.” di depan nama, entah berapa lama lagi hingga huruf  “Sp.” menyusul di belakangnya. Namun, begitu kembali menginjakkan kaki di rumah sakit pendidikan ini, semua ambisi terasa mengecil....

Sudahkah Membaca Lagi Bulan Ini?
Post

Sudahkah Membaca Lagi Bulan Ini?

C2O Library & CollabtiveSumber: Dok. Pribadi Oleh: Alyssa & Abel 2025 hampir mencapai ujung, mungkinkah wishlist tahunanmu mengenai jumlah buku yang akan dibaca terpenuhi? Atau jangan-jangan daftar itu bahkan tidak pernah ada? Seiring bertambahnya usia semester, membaca sering kali jadi hal yang terlupakan. Kita semua sibuk, dan memang, tak ada yang benar-benar “seimbang” dalam hidup—termasuk...

Fenomena Hilangnya Pulpen di Fakultas Kedokteran
Post

Fenomena Hilangnya Pulpen di Fakultas Kedokteran

Sumber: Dokumentasi Pribadi Oleh: Radfo Tak ada misteri yang lebih tua dari pertanyaan, “Siapa yang terakhir meminjam pulpenku?” Di fakultas kedokteran—tempat logika dan bukti ilmiah jadi dewa—ada satu hal yang tak pernah bisa dijelaskan secara rasional: ke mana perginya semua pulpen? Setiap awal semester, mahasiswa datang dengan semangat baru dan satu kotak isi dua belas...

Saat Pertanyaan Menjadi Dosa: Refleksi Mahasiswa Kedokteran Indonesia
Post

Saat Pertanyaan Menjadi Dosa: Refleksi Mahasiswa Kedokteran Indonesia

Sumber: Pinterest Oleh: Deva Fitra Pagi itu, udara Chiang Mai masih dingin ketika aku melangkah ke luar dari penginapan. Matahari belum sepenuhnya naik, tapi langit sudah memerah lembut, seolah menyiapkan hari yang sibuk di kampus kedokteran terbesar di Thailand Utara itu. Aku berjalan pelan menuju gedung Faculty of Medicine, Chiang Mai University. Pohon-pohon besar berbaris...

Jas Putih yang Terluka
Post

Jas Putih yang Terluka

Sumber: Media Indonesia Oleh: Ilham Rasyid Seorang dokter masuk ke ruang praktik, bukan hanya membawa ilmu dan peralatan medis, melainkan juga sebuah sumpah. Ia membawa sebuah sumpah yang tak terucap: untuk menjadi penyembuh, pendengar, dan penjaga harapan bagi setiap nyawa yang ada di tangannya. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa, berdiri di garda depan melawan...

Cosplay: Jadi Tokoh Favoritmu Sejenak!
Post

Cosplay: Jadi Tokoh Favoritmu Sejenak!

Oleh : Danang Langit I. Perkenalan Pernah liat ada Naruto lagi jalan-jalan di mal? atau battle Ultraman VS Kaijuu yang ramai ditonton bocil-bocil? atau sekadar kakak-kakak rambut warna-warni yang berpose seakan sihir bisa keluar dari tongkat yang dibawanya? Pasti pernah kan! Budaya pop Jepang memang banyak dinikmati oleh kalangan muda di berbagai negara, termasuk Indonesia....

Ketika AI Jadi Dokter: Akurat Tanpa Empati, Efisien Tanpa Hati
Post

Ketika AI Jadi Dokter: Akurat Tanpa Empati, Efisien Tanpa Hati

Oleh : Ayu Nazilla Fatimahtuz Zahra & Emilda Puteri Aulia Di ruang IGD sebuah rumah sakit, seorang pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menatap layar komputer. Sebuah mesin memindai tubuhnya, lalu dalam 3 detik tampil sebuah hasil diagnosa: “Trombosit 28.000, rekomendasi transfusi segera.” Tanpa penjelasan lebih lanjut, tanpa sentuhan empati, hanya deretan angka dan rekomendasi algoritma....

Demokrasi yang Terluka di Depan Grahadi
Post

Demokrasi yang Terluka di Depan Grahadi

oleh Garnis Latifah dan Muhammad Azkal Pada pukul 14.00, rombongan demonstran terlihat berkumpul di titik aksi depan Gedung Grahadi, Surabaya. Mereka mengenakan pakaian serba hitam yang melambangkan perlawanan, duka, dan keberanian. Di antara kerumunan, tampak relawan medis dengan tanda lakban berbentuk salib merah di punggung mereka—sunyi tapi sigap, siap merawat luka jika keadaan memburuk. Ini...