Tingginya Angka Mahasiswa Salah Memilih Jurusan, Apa Penyebabnya?

Tingginya Angka Mahasiswa Salah Memilih Jurusan, Apa Penyebabnya?

Oleh: Adelia Izma Maha Putri

Setelah tamat pendidikan di SMA, tentunya siswa sekolah menengah atas ingin melanjutkan
pendidikannya di perguruan tinggi yang mereka inginkan. Sebanyak 153.446 siswa mendaftar SNBP
pada tahun 2023. Di tahun 2024 ini, tercatat bahwa sebanyak 162.156 mahasiswa yang mendaftar
SNBP. Hal ini menunjukkan bahwa minat siswa sekolah menengah atas untuk masuk ke perguruan
tinggi meningkat di setiap tahunnya. Keputusan siswa untuk memilih jurusan dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Siswa yang sudah mengetahui minat dan bakatnya cenderung lebih mudah untuk menentukan
jurusan yang inginkan. Namun, tidak jarang bagi siswa merasa kesulitan untuk menentukan jurusan
yang ingin dipilih. Sampai saat ini, masih banyak mahasiswa yang merasa memilih jurusan yang tidak
sesuai dengan minat dan bakat mereka. Saya sebagai mahasiswa aktif di Universitas Airlangga, tidak
jarang melihat teman-teman saya dari berbagai fakultas yang merasa salah dalam memilih jurusan.
Banyak dari mereka menyadari pada semester 2, bahwa mereka tidak cocok di jurusan yang mereka
jalani saat ini sehingga mereka melakukan tes ujian perguruan tinggi lagi di tahun berikutnya.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan mahasiswa salah memilih jurusan adalah kurangnya
informasi dan pemahaman tentang jurusan yang dipilih. Mulai dari kurikulum, metode pengajaran, serta
prospek karier dari jurusan tersebut. Hal ini seringkali berujung pada pemilihan bidang studi
berdasarkan informasi yang tidak lengkap atau bahkan tidak akurat. Selain itu, pengaruh dari orang tua
dan lingkungan juga berperan secara signifikan. Tidak jarang orang tua mengarahkan anak-anak mereka
untuk memilih jurusan yang dianggap bergengsi dan memiliki prospek kerja yang lebih baik, tanpa
mempertimbangkan minat dan bakat anak. Tekanan ini bisa membuat mahasiswa merasa terpaksa untuk
mengikuti keinginan orang tua, meskipun mereka tidak memiliki minat di bidang tersebut. Hal ini
terbukti ketika saya melihat teman-teman saya yang tidak semangat dalam menjalani kuliah karena
terpaksa memilih jurusan pilihan orang tua. Faktor lainnya yaitu usia. Ketika menginjak usia remaja,
banyak mahasiswa yang belum sepenuhnya memahami tentang apa yang mereka minati dan bakat apa
yang mereka miliki. Akibatnya, mereka memilih jurusan tanpa berpikir panjang dan berdasarkan saran
dari orang lain, tanpa refleksi yang mendalam tentang diri mereka sendiri. Dalam beberapa kasus,
terbatasnya pilihan jurusan yang tersedia di universitas tertentu dapat memaksa mahasiswa untuk
memilih jurusan yang tidak sesuai dengan minatnya. Hal ini sering terjadi di daerah yang memiliki
keterbatasan jumlah institusi pendidikan.

Kesalahan mahasiswa dalam pemilihan jurusan tentunya akan mempengaruhi akademik mereka. Tidak
hanya itu, psikologis, finansial, dan karier juga akan terlibat. Tidak sedikit dari mahasiwa yang salah
memilih jurusan mendapatkan nilai akademik yang rendah. Mereka mengalami kesulitan dalam
memahami dan mengerjakan tugas-tugas yang mereka dapatkan karena kurangnya minat dan motivasi
mereka di jurusan tersebut. Akibatnya, mereka mendapatkan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang
rendah. Kesalahan dalam memilih jurusan sering kali berujung pada keputusan untuk mengundurkan
diri atau keluar dari perguruan tinggi. Mahasiswa yang merasa tidak cocok dengan jurusannya
memutuskan untuk berhenti kuliah karena merasa tidak mampu untuk melanjutkan. Tidak hanya
merugikan mahasiswa itu sendiri, tetapi juga institusi pendidikan yang kehilangan siswa dan harus
mengelola angka kelulusan yang rendah.

Untuk menanggulangi masalah ini, institusi pendidikan perlu menyediakan bimbingan karier yang
komprehensif untuk membantu mahasiswa memahami minat dan bakat mereka sebelum memilih
jurusan. Namun, untuk mahasiswa sendiri juga perlu melakukan tes minat dan bakat agar dapat membantu mahasiswa mengenali bidang yang sesuai dengan kepribadian dan kemampuan mereka.
Orang tua juga harus memberi dukungan kepada anaknya untuk memilih jurusan yang sesuai dengan
minat dan bakat mereka. Diharapkan, mahasiswa dapat menghindari kesalahan dalam memilih jurusan
sehingga dapat meraih kesuksesan akademik serta kepuasan dalam karier mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published.