Kecerdasan Buatan, Suatu Ancaman atau Bantuan?

Kecerdasan Buatan, Suatu Ancaman atau Bantuan?

Oleh: Ikhsan Iskandar

Pada era modern ini, dunia digemparkan oleh suatu teknologi yang menarik perhatian kita semua. Mulai dari perangkat lunak, internet, dan pekerjaan kita, kecerdasan buatan atau juga disebut Artificial Intelligence (AI) telah meresap ke dalam kegiatan sehari-hari kita. Namun, pertumbuhan ini memunculkan sebuah pertanyaan “Apakah AI ini merupakan ancaman atau bantuan bagi umat manusia?” Sebelum itu, kita harus mengetahui apa itu AI. AI, menurut ensiklopedia Britannica, adalah kemampuan komputer digital atau robot yang dikendalikan komputer untuk melakukan tugas-tugas yang umumnya dikaitkan dengan makhluk cerdas. Dengan kata lain, AI ini dapat meniru manusia sehingga mampu melakukan tugas-tugas kompleks yang awalnya hanya dapat dilakukan oleh manusia.

Kemampuan AI untuk meniru manusia dapat mengancam pekerjaan seseorang. Misalnya, mobil canggih saat ini dapat bergerak secara otomatis dengan sedikit bantuan dari pengemudi, mengindikasikan bahwa supir taksi di masa depan mungkin akan menjadi tidak relevan. Dengan kemampuan AI dalam melakukan tugas tertentu secara otomatis, banyak pekerjaan manusia akan digantikan dengan mesin. Ini dapat menyebabkan kesenjangan ekonomi antara mereka yang punya akses ke teknologi ini dan mereka yang tidak.

Kesenjangan serta kehilangan pekerjaan bukanlah satu-satunya ancaman AI, tetapi juga privasi. AI, seperti manusia, juga harus belajar. AI belajar dengan mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan data dalam skala yang besar. Dalam proses pengumpulan data ini, terkadang tidak dilakukan permintaan izin sehingga data dikumpulkan tanpa sepengetahuan pemiliknya, menunjukkan potensi penyalahgunaan data pribadi. Kasus seperti ini dapat dilihat di internet di mana karya fotografer dan seniman sering digunakan tanpa izin mereka dalam proses pengumpulan data AI. Sebagai contoh, Getty Images, suatu perusahaan media di Amerika, menemukan foto mereka telah digunakan dalam proses pengumpulan data AI tanpa sepengetahuan mereka. Mereka mengetahui hal tersebut setelah suatu pembuat gambar kecerdasan buatan membuat gambar yang menunjukkan markah tirta (Watermark) dalam gambar mereka.

Dampak lain juga dapat muncul dari ketergantungan terhadap AI. Sebuah penelitian yang dilakukan di Tiongkok dan Pakistan mengobservasi dampak kecerdasan buatan terhadap pengambilan keputusan, kemalasan, dan masalah privasi di kalangan mahasiswa. Penelitian ini menemukan bahwa AI dalam pendidikan mengarah ke sikap malas dalam manusia. Selain itu, AI lambat laun menurunkan kemampuan seseorang dalam membuat keputusan dengan tidak membuat manusia menggunakan keterampilan pikiran analitis, atau menggunakan kognisi.

Meskipun menimbulkan kekhawatiran, AI juga telah membawa banyak manfaat bagi manusia di berbagai bidang. Dalam bidang kesehatan, AI sedang merevolusi layanan kesehatan dengan meningkatkan deteksi dini, diagnosis, pengobatan, dan prediksi hasil pada berbagai penyakit, termasuk kanker, neurologi, dan kardiologi sehingga menurunkan beban finansial serta keparahan dari penyakit yang dialami. Dalam bidang transportasi, mobil otonom yang dibahas sebelumnya dapat mengurangi tingkat kecelakaan dan kemacetan.

Produktivitas dan efisiensi industri sekarang dapat meningkat dengan kehadiran AI. Menurut sebuah studi dalam jurnal “International Journal of Logistics Research and Applications”, AI dapat meningkatkan pengambilan keputusan dan produktivitas dalam manajemen rantai pasokan dengan mengenali pola bisnis, mempelajari fenomena, mencari informasi, dan menganalisis data secara cerdas. Aktivitas seperti ini akan menjadi ajang penghematan waktu dan biaya.

Perkembangan AI ini tentu dapat membuat seseorang gelisah akan keberlangsungan masa depannya, tetapi perlu diingat bahwa perkembangan teknologi seperti ini sebaiknya tidak dihambat sebab banyak manfaat dapat yang dirasakan, baik dalam bidang kesehatan maupun bidang lainnya. Namun, tidak bisa diabaikan bahwa AI ini menimbulkan kekhawatiran terkait ancaman terhadap pekerjaan manusia dan masalah privasi.

Zaman sekarang memerlukan regulasi yang ketat diperlukan untuk mengatur penggunaan dan pengumpulan data oleh sistem AI guna melindungi privasi individu dan pengembangan kebijakan. Selain itu, diperlukan program pelatihan untuk mengantisipasi dampak negatif AI terhadap lapangan pekerjaan, seperti peningkatan pengangguran akibat otomatisasi. Dengan demikian, dengan regulasi yang ketat dan program pelatihan yang sesuai, kita dapat memastikan bahwa perkembangan AI membawa dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat sambil melindungi privasi individu dan memitigasi dampak negatifnya terhadap lapangan pekerjaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.