Oleh: Ravando Immanuel
Apakah kamu sedang mencari sebuah kisah yang mampu menyentuh relung hatimu? Sebuah kisah
yang membuatmu menangis haru. Sebuah kisah yang mengulik pengorbanan dan perjuangan dalam
sisi gelap kehidupan. Kisah itu akan kamu temukan dalam buku “Surat Kecil untuk Tuhan: The Story
of Life”.
Kisah ini bermula dengan kehidupan Anton dan Angel, kakak beradik yang tinggal di
perkampungan Jakarta. Kedua orang tua mereka meninggal dunia karena kecelakaan bus. Mereka
ditampung oleh Om Rudy, seorang pria yang mempekerjakan mereka sebagai pengemis. Anton dan
Angel kemudian bertemu dan berteman dengan Wira, anak orang kaya yang sering berobat karena
penyakit jantung. Sebelum berpisah, mereka bertiga pergi ke taman bermain dan menulis surat untuk
Tuhan. Suatu hari, sebuah mobil menabrak Angel hingga ia masuk rumah sakit. Siasat Om Rudy
muncul dengan membujuk Anton mengikuti orang tua asuh yang akan membayar biaya pengobatan
Angel. Namun, Anton ternyata dibawa ke sebuah klinik untuk dijadikan donor jantung di pasar gelap.
Seorang wanita bernama Soraya menolong biaya pengobatan Angel dan mengadopsinya karena
Om Rudy tidak kunjung menjenguknya. Angel kemudian menempuh kehidupan baru di Australia
bersama Bu Soraya dan suaminya, Edwards. 10 tahun telah berlalu dan Angel telah lulus kuliah
sebagai seorang pengacara yang bekerja di Jakarta. Suatu hari, Angel bertemu dengan Maria, seorang
anak jalanan yang sedang sakit. Orang tua asuh Maria ternyata adalah Om Rudy. Saat Angel menemui
Om Rudy, beliau sudah lupa dengan Angel. Angel kemudian melaporkan Om Rudy ke polisi karena
mengeksploitasi anak di bawah umur. Didukung dengan bukti yang Angel temukan, serta kisah Angel
tentang kematian kakaknya, Anton, Angel membuat Om Rudy tertemplak dan mengakui kesalahannya
di persidangan. Akhirnya, Om Rudy dihukum penjara seumur hidup. Om Rudy memberitahu Angel
tentang penerima donor jantung kakaknya yang ternyata adalah Wira, temannya sewaktu kecil yang
kini menjadi kekasihnya. Setelah Angel memberitahu Wira, mereka menyadari bahwa Tuhan telah
menjawab surat kecil mereka dan mempersatukan mereka kembali melalui cara yang indah dan
mengharukan.
Nilai-Nilai Kehidupan
Kisah ini mengangkat 2 tema krusial dalam hidup. Tema pertama adalah pengorbanan yang
tercermin dalam pribadi Anton sebagai kakak yang mengayomi dan mencintai adiknya. Dalam
halaman 94 terdapat kalimat, “Apapun itu untuk Angel. Anton akan lakukan, sekalipun nyawa Anton harus diberikan.” Anton rela menggantikan peran orang tua bagi adiknya dan berani melakukan segalanya demi keselamatan dan kebahagian adiknya.
Tema kedua mengusung perjuangan menegakkan keadilan bagi anak jalanan. Agnes Davonar
mengupas sisi gelap kehidupan di jalan yang keras dan keji pada anak-anak yatim piatu. Mereka
dijadikan subjek eksploitasi, keluguan mereka dimanfaatkan, dan hak-hak mereka dipandang sebelah
mata. Dalam halaman 165, terdapat pernyataan, “Mendengar cerita Maria, Angel mulai menyusun
rencana dalam benaknya untuk mengajukan Om Rudy ke pengadilan.” Angel menjadi sosok inspiratif
yang tidak menjadikan masa lalunya sebagai trauma untuk berputus asa, tetapi justru sebagai motivasi
hidup untuk membela dan melindungi anak-anak jalanan melalui profesinya sebagai pengacara.
Surat kecil yang ditulis Anton, Angel, dan Wira menjadi simbol bahwa Tuhan selalu menyertai
perjalanan hidup kita. Tuhan selalu menolong kita dalam menghadapi masalah hidup yang
menghadang dengan mengabulkan doa kita melalui cara-cara yang tak terduga, seperti cara Tuhan
mempertemukan Anton, Angel, dan Wira kembali untuk menjalani kehidupan yang lebih indah.
Kelebihan dan Kekurangan
Kisah dalam buku ini memiliki beberapa kelebihan. Buku ini tidak terlalu tebal sehingga
pembaca tidak mudah bosan untuk membacanya. Kisahnya memiliki runtutan kejadian yang
kronologis. Kisahnya juga memiliki latar suasana yang mengharukan. Bahasa yang digunakan mudah
dipahami oleh pembaca atau komunikatif. Kisahnya memiliki pesan moral, yaitu jangan mudah
menyerah dalam menghadapi masalah, bersikap peduli pada hak orang lain, berani membela
kebenaran dan keadilan.
Namun, buku ini juga memiliki kekurangan. Warna sampul buku seharusnya warna netral agar
tidak menimbulkan kesan sedih atau feminim. Sampul buku seharusnya tidak berwarna ungu, tetapi
putih atau hitam. Terdapat beberapa istilah bahasa Inggris yang belum diterjemahkan artinya sehingga
pembaca yang tidak menguasai bahasa Inggris kurang memahami arti sesungguhnya. Terdapat pula
kesalahan penulisan, seperti jarak antar kalimat seharusnya tidak diperlukan, jika kalimatnya masih
dalam satu paragraf. Penulis buku kurang teliti dalam penulisan, contohnya tanda tanya yang muncul
di tengah-tengah kalimat.
Leave a Reply