Kebiasaan Mengoleskan Pasta Gigi pada Luka Bakar

Kebiasaan Mengoleskan Pasta Gigi pada Luka Bakar

Oleh: Garnis Latifah

Indonesia merupakan negara yang terdiri atas heterogenitas di masyarakatnya. Heterogenitas dalam masyarakat tersebut dapat berupa agama, suku, ras, bahasa daerah, adat istiadat, budaya, dan sebagainya. Tak jarang jika ditemui banyak perbedaan di masyarakat tentang cara menjalani kegiatan sehari-harinya. Perbedaan tersebut mencakup berbagai sisi salah satunya, yaitu sisi kesehatan. Perilaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tradisi dan budaya di daerah tempat masyarakat tinggal.

Terkadang budaya perilaku masyarakat tentang sisi kesehatan mengakar terlalu kuat sehingga hampir seluruh masyarakat Indonesia mempercayai dan menerapkan budaya perilaku kesehatan tersebut. Padahal, budaya ini merupakan tindakan yang salah dan tidak sesuai dengan prosedur kesehatan. Salah satu budaya perilaku masyarakat tentang sisi kesehatan yang sudah mengakar kuat pada benak masyarakat Indonesia, yaitu pemberian pasta gigi sebagai pertolongan pertama pada luka bakar.

Luka adalah putusnya kontinuitas jaringan kulit sehingga fungsi perlindungan kulit dapat rusak atau bahkan dapat menjalar ke kerusakan jaringan lainnya. Terjadinya luka dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti kecelakaan kendaraan, terjatuh, trauma benda tajam, komplikasi penyakit, efek prosedur operasi, dan lain-lain. Luka juga terdiri atas dua jenis, yaitu luka terbuka dan luka tertutup. Luka terbuka ditandai dengan keluarnya darah, sedangkan luka tertutup ditandai dengan memar. Jenis-jenis luka terbuka, antara lain adalah luka bakar, luka operasi, luka tusuk, luka koyak, luka robek, dan luka lecet. Sedangkan jenis-jenis luka tertutup, yaitu crush injury, hematoma, dan kontusio. Salah satu jenis luka terbuka yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari adalah luka bakar. Luka bakar dapat terjadi karena suhu yang sangat panas, seperti pada api, cairan mendidih, sengatan listrik, zat kimia, gesekan, dan lain-lain.

Dalam mengobati luka bakar, tidak sedikit masyarakat Indonesia menggunakan tradisi budaya atau kebiasaannya, seperti mengoleskan pasta gigi, minyak tanah, minyak goreng, lendir siput, es batu dan lain-lain. Kurangnya informasi yang mencukupi mengakibatkan masyarakat Indonesia menggunakan bahan-bahan tersebut untuk pengobatan dan perawatan luka. Padahal, substansi-substansi tersebut sangat berbahaya dan dapat memicu luka yang lebih parah.

Budaya perilaku masyarakat tentang pemberian pasta gigi sebagai pertolongan pertama pada luka bakar merupakan suatu “mitos” di dunia kesehatan. Walaupun zaman sekarang merupakan zaman modern di mana ilmu kesehatan dasar, seperti pada pertolongan pertama sudah dapat diakses dengan mudah di internet. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk masyarakat masih sering mengandalkan pasta gigi sebagai pertolongan pertama dalam menyembuhkan luka bakar. Memang, jika suatu hal sudah menjadi kebiasaan dan budaya akan sulit diubah walaupun sudah digalakkan perubahan ke jalan yang benar.

Siram Bagian yang Terluka Dengan Air Mengalir

Mengetahui cara melakukan pertolongan pertama pada luka bakar itu penting. Tujuan pertolongan pertama diantaranya adalah untuk menyelamatkan jiwa penderita, mencegah cacat permanen, dan memberikan rasa aman dan nyaman pada korban. Berikut pertolongan pertama dan penanganan darurat yang dilakukan ketika mengalami atau melihat korban luka bakar:

1. Siram bagian luka yang terbakar dengan air mengalir selama 5-10 menit. Lakukan sampai rasa sakit menghilang;
2. Jangan memberikan kompres dengan air dingin atau air es karena dapat menyebabkan luka menjadi lebih dalam;
3. Keringkan luka menggunakan handuk bersih atau bahan lain yang lembut. Jangan gunakan bahan yang mudah rontok seperti kapas;
4. Tutup luka bakar dengan kain yang steril untuk mencegah infeksi;
5. Jangan mengoleskan pasta gigi karena mengandung mint yang dapat mengakibatkan bertambahnya pelepuhan di area luka bakar.

Leave a Reply

Your email address will not be published.