Urgensi Kesiapsiagaan Bencana bagi Masyarakat Indonesia

Urgensi Kesiapsiagaan Bencana bagi Masyarakat Indonesia

Oleh: Garnis Latifah

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana alam yang terjadi di Indonesia dapat berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, tanah longsor, kekeringan, badai api, dan epidemi penyakit. Berdasarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat 749 peristiwa bencana alam di Indonesia sejak 1 Januari hingga 31 Maret 2023. Terjadinya bencana tidak dapat diprediksi kapan dan seberapa besar dampaknya, maka dari itu diperlukan pengetahuan akan kesiapsiagaan bencana bagi masyarakat Indonesia. Hari kesiapsiagaan bencana, 26 April 2023, ditetapkan oleh UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan bencana seluruh lapisan masyarakat.

Masyarakat Indonesia terlihat belum memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Padahal, hal tersebut sangat penting dilakukan untuk meminimalisasi dampak negatif dari bencana. Cara untuk menanamkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dapat diajarkan dan dilatih sejak kecil. Anak-anak dapat dibekali pengetahuan tentang bagaimana cara menyelamatkan diri sehingga mempunyai kemampuan berpikir dan bertindak secara efektif saat terjadi bencana. Serta, penting untuk membangun karakter saling tolong-menolong dan peduli ketika terjadi bencana sehingga dapat menyelamatkan orang lain.

Cara Menumbuhan Kesiapsiagaan Bencana:

1. Prosedur yang jelas

Diperlukannya prosedur penyelamatan diri yang jelas dan lengkap untuk setiap bencana alam yang dapat terjadi di Indonesia. Prosedur tersebut lalu disosialisasikan kepada masyarakat dan sektor pendidikan.

2. Sosialisasi

Setiap kabupaten/kota di Indonesia dapat menunjuk sejumlah kader yang diberikan pelatihan. Kader tersebut membuat program sosialisasi secara intensif ke setiap daerah yang ada di kabupaten/kota tersebut. Program dapat berupa pemamaran materi secara interaktif dan diajak untuk mensimulasikan prosedur penyelamatan diri.

Pada sektor pendidikan, guru dapat diberikan pelatihan terpisah dari kader. Guru diharapkan dapat memberikan penjelasan yang mudah dimengerti kepada anak sekolah sehingga karakter kesiapsiagaan dapat terbentuk sejak dini.

3. Kesiapan alat

Ketersediaan alat antibencana ini cukup penting untuk ada. Alat dasar yang diperlukan terdiri dari, senter, topi antibencana, masker, pelindung mata, dan pelindung kaki. Untuk setiap kabupaten/kota dapat menyediakan alat transportasi, komunikasi, pencarian dan penyelamatan.

Saat terjadi bencana, wajib menyiapkan Tas Siaga Bencana (TSB). Tas siaga bencana (TSB) adalah tas yang disiapkan anggota keluarga jika terjadi bencana atau keadaan darurat lainnya. Tas ini siap bertahan hingga bantuan datang. Selain itu, tujuan dibuatnya Tas Siaga Bencana juga untuk memudahkan fungsi masyarakat pada saat proses evakuasi. Jumlah barang yang disiapkan dan dimasukkan dalam TSB antara lain:

1. Dokumen penting (Surat Keterangan Negara, Surat Kendaraan, Ijazah, Akte Kelahiran dan lain-lain);
2. Pakaian untuk tiga hari, meliputi pakaian dalam, celana, jaket, selimut, handuk, jas hujan dan lain-lain;
3. Cemilan tahan lama (mie instan, kue kering, benang gigi, coklat dan lain-lain);
4. Air minum (cukup untuk kebutuhan minimal tiga hari);
5. Kotak P3K yang berisi obat-obatan pribadi dan obat-obatan umum lainnya;
6. Radio/ponsel (radio/ponsel dan baterai/charger/powerbank untuk pemantauan informasi bencana secara berkala)

4. Simulasi

Simulasi keadaan darurat diperlukan untuk dilakukan di wilayah yang cenderung terkena bencana. Di daerah-daerah yang telah diidentifikasi sebagai wilayah rawan bencana, sebaiknya dilakukan simulasi secara rutin. Hal ini mencakup persiapan dan memastikan sistem peringatan berfungsi dengan baik, panduan evakuasi yang tidak rusak atau hilang, dan kesiapan peralatan dalam menghadapi bencana baik di lingkungan pendidikan maupun di masyarakat.

Ada banyak manfaat yang dapat kita peroleh apabila siap diri dengan pengetahuan dan perlengkapan penting dalam menghadapi bencana, Dengan mengetahui berbagai manfaat dari kesiapsiagaan bencana, diharapkan dapat memberikan kesadaran kepada masyarakat agar segera melakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi jatuhnya korban luka maupun jiwa akibat bencana. Manfaat-manfaat tersebut diantaranya adalah:

– Siap siaga dalam menghadapi bencana.
– Mengurangi banyaknya korban luka maupun korban jiwa akibat bencana.
– Mengurangi kerugian akibat bencana yang terjadi.
– Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya vegetasi, kegiatan menjaga alam dengan cara menanam kembali pohon-pohon yang bermanfaat, untuk mengurangi potensi bencana seperti longsor.

Berbagai upaya dapat dilakukan oleh pemerintah untuk membangun kesadaran masyarakat Indonesia agar meningkatkan karakter kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Akan tetapi, masyarakat harus dapat menumbuhkan karakter tersebut dari dalam hati agar lebih siap, tidak khawatir, dan tidak hanya menyalahkan semua kepada pemerintah.

Leave a Reply

Your email address will not be published.