Oleh: Luthfi Meylani
Indonesia, dengan visi ambisius untuk mencapai status negara maju melalui program Indonesia Emas 2045, semakin menunjukkan kekuatannya dalam sektor ekonomi kreatif. Dibawah kepemimpinan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, Indonesia telah memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam arena global ekonomi kreatif.
Dalam sebuah acara di IndoFringe@Sekolah pada tahun 2024, Menteri Uno menyoroti peran vital sektor ekonomi kreatif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Dengan bangga, beliau menyampaikan bahwa ekonomi kreatif Indonesia menduduki peringkat ketiga di dunia, menyumbang secara signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) negara. Seiring dengan meningkatnya peran sektor ini, Indonesia semakin memperkuat kualitas sumber daya manusia dalam ekonomi kreatif, dengan harapan memberikan pendapatan yang lebih besar bagi para pelaku industri ini.
Menteri Sandiaga Uno juga menggarisbawahi pentingnya sektor ekonomi kreatif dalam mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Dengan penciptaan 24 juta lapangan kerja di sektor ini, ekonomi kreatif telah menjadi salah satu solusi nyata dalam menghadapi tantangan pengangguran di negara ini. “Kita bisa melampaui Korea dengan ekonomi kreatif. Ada tiga subsektor utama, yaitu kuliner, kerajinan tangan, dan fashion. Tetapi kita juga berharap untuk musik dan film,” tambahnya dengan semangat. Dengan demikian, Menteri Uno memandang sektor ekonomi kreatif sebagai pilar utama dalam mengubah wajah ekonomi Indonesia menuju masa depan yang lebih gemilang.
Dengan kontribusi sebesar delapan persen terhadap PDB, ekonomi kreatif telah menjadi salah satu sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Namun, tantangan besar tetap ada, terutama dalam mencapai target target ambisius yang ditetapkan. Menteri Uno menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk melampaui negara-negara seperti Korea Selatan dan Amerika Serikat dalam sektor ekonomi kreatif. Tiga subsektor utama yang menjadi andalan ekonomi kreatif Indonesia adalah kuliner, kerajinan tangan, dan fashion. Namun demikian, potensi industri musik dan film lokal juga menjadi sorotan penting, sebagai sektor yang memiliki prospek pengembangan yang cepat dalam beberapa tahun mendatang.
Sektor ekonomi kreatif bukan hanya menjadi mesin pencipta lapangan kerja dan pendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memiliki potensi besar untuk meningkatkan pemasukan devisa negara. Menteri Uno menargetkan kontribusi sektor ekonomi kreatif sebesar Rp1.300 triliun terhadap devisa negara, dengan harapan dapat mencapai kontribusi hingga delapan persen terhadap PDB nasional. Dengan langkah-langkah strategis yang ditempuh, Indonesia berusaha untuk meraih pendapatan per kapita sebesar US$25 ribu hingga US$30 ribu, sebuah tonggak penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Dukungan penuh terhadap ekonomi kreatif bukan hanya akan membantu mencapai target-target ekonomi yang ambisius, tetapi juga akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam panggung global ekonomi kreatif.
Menteri Sandiaga Uno memperkenalkan gagasan tentang Dana Pariwisata Indonesia sebagai respons terhadap keterlambatan Indonesia dalam memanfaatkan potensi pariwisata secara optimal. Dia merasa bahwa Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Jepang, dan Australia dalam hal menarik acara-acara pariwisata besar seperti konser musik dan turnamen olahraga internasional.
Menteri Sandiaga Uno menyoroti pentingnya langkah-langkah untuk mengoptimalkan potensi pariwisata Indonesia dengan menekankan bahwa: “Dana sebesar Rp2 triliun untuk sesuatu seperti dana abadi akan dianggarkan. Pemerintah akan menyediakannya, dan hasilnya akan disisihkan untuk kegiatan pariwisata.”
Menteri Sandiaga Uno menegaskan bahwa sumber pendanaan ini sepenuhnya berasal dari pemerintah, dan bukan dari pungutan pajak pariwisata, sebagaimana dikabarkan sebelumnya. Salah satu tujuan utama dari dana ini adalah untuk membangun merek pariwisata nasional, melakukan promosi, dan menyelenggarakan acara internasional seperti konser dan turnamen olahraga. Menteri Sandiaga Uno menekankan bahwa sumber pendanaan ini harus berasal sepenuhnya dari pemerintah, dan bukan dari pungutan pajak pariwisata seperti yang diisukan sebelumnya. Dia juga menyoroti pentingnya menggunakan referensi sistem yang telah diterapkan dalam beberapa negara sebagai acuan dalam merancang kebijakan teknis terkait. Dengan demikian, langkah ini diharapkan dapat membawa Indonesia lebih dekat menuju ambisi mencapai pendapatan pariwisata sebesar US$20 hingga 25 miliar dalam lima tahun mendatang, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
Leave a Reply