Oleh : Nafi

Mojokerto – Kelompok Pengkaji Lingkungan Aesculap (KPLA) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga kembali menunjukkan komitmen pengabdiannya melalui kegiatan Gelar Bakti Aesculap (GBA) 2025 yang digelar di Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, pada 29–30 Maret dan 21 Juni 2025.

Kali ini dengan mengusung tema “Menjaga Tunas, Merawat Akar, Menuai Harapan bagi Masyarakat,” kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pelayanan medis, tetapi juga mengedepankan pendekatan holistik dalam membina hubungan antara mahasiswa dan masyarakat. Tema ini merepresentasikan semangat generasi muda dalam menjaga kesehatan anak-anak (tunas), merawat generasi dewasa dan lansia (akar), serta menciptakan masa depan yang lebih sehat dan sejahtera (harapan).

Dalam pelaksanaannya, GBA 2025 memberikan berbagai layanan kesehatan secara gratis yang mencakup pengobatan umum, pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker serviks, pemeriksaan katarak, pemeriksaan antropometri, serta skrining gula darah, kolesterol, asam urat (GCU), dan tekanan darah. Seluruh pelayanan ini disambut antusias oleh masyarakat dengan total partisipasi mencapai ratusan orang, termasuk 265 peserta pengobatan gratis, 18 peserta pemeriksaan IVA, 111 peserta pemeriksaan katarak, 50 peserta pemeriksaan antropometri, serta delapan anak yang mengikuti khitan massal.

Kegiatan ini juga disertai dengan edukasi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini dan pencegahan penyakit. Selain aspek medis, GBA turut menghadirkan sentuhan sosial dengan menyalurkan sebanyak 100 paket sembako kepada warga yang membutuhkan.

Antusiasme masyarakat Desa Tamiajeng terlihat jelas selama berlangsungnya kegiatan. Para peserta tidak hanya mendapatkan layanan kesehatan, tetapi juga ruang untuk berdiskusi dan mendapatkan pengetahuan baru tentang kesehatan diri dan keluarga.

Gelar Bakti Aesculap merupakan kegiatan tahunan yang diinisiasi oleh KPLA FK Unair sebagai wujud nyata pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam hal pengabdian kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya terampil secara klinis, tetapi juga memiliki empati dan keterlibatan sosial yang tinggi terhadap permasalahan kesehatan di masyarakat.

Dengan semangat yang sama, GBA 2025 menjadi bukti bahwa sinergi antara ilmu, aksi, dan kepedulian dapat memberikan dampak nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.