ANALISIS TEKNIKAL VS FUNDAMENTAL PADA SAHAM

ANALISIS TEKNIKAL VS FUNDAMENTAL PADA SAHAM

Oleh: Hendro Kusumo

Dalam dunia Investasi banyak sekali pilihan instrumen investasi yang dapat dipilih. Mulai dari properti, obligasi, pasar saham, hingga ekuitas perusahaan. Salah satu instrumen investasi yang paling mudah dijangkau dan dibeli adalah membeli saham di bursa saham. Tentu dalam berinvestasi kita ingin keuntungan yang maksimal dan juga resiko yang rendah. Oleh Karena itu sebelum memulai investasi ada baiknya kita memahami dasar-dasar teori yang digunakan. Dalam kesempatan ini saya akan mencoba membahas sedikit mengenai pendekatan investasi secara Fundamental  dan juga Technical.

Pendekatan Fundamental digunakan dalam mengevaluasi perusahaan secara keseluruhan. Mulai dari laporan keuangan, SWOT perusahaan, pemegang struktural perusahaan, proyeksi harga, hingga proyeksi inovasi perusahaan kedepannya. Karena banyak, hal itulah yang terkadang membuat analisis Fundamental sulit dilakukan. Untuk memulainya, sangat pantas jika kita memahami salah satu perkataan Benjamin Graham dalam buku The Intelligent Investor yang berkata “The best investment is you choose the best company on the best industry”. Ya benar sekali, langkah pertama yang harus dilakukan untuk memulai investasi adalah memilih industri. Pastikan kita berinvestasi pada industri yang kita pahami. Lalu untuk memilih perusahaan kita harus pahami bahwa “Penjualan adalah ujung tombak dari perusahaan”, hal ini menegaskan bahwa kita harus melihat pada Financial Statement pada perusahaan yang dituju. Bisa langsung dilihat pada bagian Income Statement untuk mencari revenue. Langkah selanjutnya adalah melihat rasio-rasio dari Financial Statement, seperti ROE, LT Debt, Z-score, M-score, ROI, dan Current Value. Saat menganalisa rasio-rasio ini kita harus menentukan juga profil resiko yang akan kita ambil. Seperti contohnya saat kita mengambil profil risiko menengah hingga aman, kita akan gunakan ROE antara 10%-15%, Current value 1-2, Lt Debt  <0.75, dan ROI konstan 10%-15%. Selanjutnya kita harus melihat pemegang saham dan juga pemegang jabatan struktural. Di pemegang saham kita harus melihat persentase saham yang mereka pegang dan potensi mereka menjual, sedangkan padai pemegang jabatan struktural kita harus melihat latar belakang dari setiap orang. Setelah kita yakin atas perusahaan tersebut selanjutnya adalah memilih bursa sahamnya. Pastikan bursa saham tersebut memiliki buying fee rendah dan selling fee rendah. Untuk finalisasi, lakukan diversifikasi pada 3-5 saham perusahaan, tapi jika ingin bermain dengan resiko tinggi karena yakin pada satu perusahaan, maka lakukan all-in.

Selanjutnya adalah analisis teknikal. Analisis teknikal melibatkan studi grafik harga, volume perdagangan, dan indikator teknis lainnya seperti moving averages, relative strength index (RSI), dan MACD (Moving Average Convergence Divergence). Tujuan utamanya adalah mengidentifikasi pola dan tren yang dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan harga di masa depan. Analisis Teknikal terkadang bisa berguna untuk kita tahu waktu harus buy dan sell. Salah satunya menggunakan BETA Analysis untuk menghitung fluktuasi dan volatilitas. Namun terkadang juga Teknikal analisis dapat menyesatkan. Sebagai investor ada baiknya kita dominan menggunakan analisis fundamental dan bisa ditambahkan dengan teknikal analisis.

Leave a Reply

Your email address will not be published.